29 Januari 2010
Dari Mu’awiyah bin Abi Sufyan radhiallahu ‘anhu dia berkata:
“Barangsiapa yang Allah kehendaki baginya kebaikan maka Dia akan memahamkan baginya agama (Islam).” [1]
pada pembahasan “Keutamaan Ilmu” mencantumkan hadits ini sebagai hadits yang pertama. Imam an-Nawawi berkata: “Hadits ini menunjukkan keutamaan ilmu (agama) dan keutamaan mempelajarinya, serta anjuran untuk menuntut ilmu.” [3]
Imam Ibnu Hajar al-’Asqalaani berkata: “Dalam hadits ini terdapat keterangan yang jelas tentang keutamaan orang-orang yang berilmu di atas semua manusia, dan keutamaan mempelajari ilmu agama di atas ilmu-ilmu lainnya.” [4]
Mutiara hikmah yang dapat kita petik dari hadits ini adalah:
Ilmu yang disebutkan keutamaannya dan dipuji oleh Allah Ta’ala dan Rasul-Nya adalah ilmu agama. [5]
Salah satu ciri utama orang yang akan mendapatkan taufik dan kebaikan dari Allah Ta’ala adalah dengan orang tersebut berusaha mempelajari dan memahami petunjuk Allah Ta’ala dan Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam agama Islam. [6]
Orang yang tidak memiliki keinginan untuk mempelajari ilmu agama akan terhalangi untuk mendapatkan kebaikan dari Allah Ta’ala. [7]
Yang dimaksud dengan pemahaman agama dalam hadits ini adalah ilmu/pengetahuan tentang hukum-hukum agama yang mewariskan amalan shaleh, karena ilmu yang tidak dibarengi dengan amalan shaleh bukanlah merupakan ciri kebaikan. [8]
Memahami petunjuk Allah Ta’ala dan Rasul-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan benar merupakan penuntun bagi manusia untuk mencapai derajat takwa kepada Allah Ta’ala. [9]
Pemahaman yang benar tentang agama Islam hanyalah bersumber dari Allah semata, oleh karena itu hendaknya seorang muslim disamping giat menuntut ilmu, selalu berdoa dan meminta pertolongan kepada Allah Ta’ala agar dianugerahkan pemahaman yang benar dalam agama. [10]
Label: Ilmu
"Belajar bukan hasil warisan, melainkan hasil pengalaman.
0 komentar Diposting oleh az zahra di 8:53:00 AMCinta tidak mungkin dipaksakan. Belajar pun tidak mungkin dipaksakan. Cara belajar yang baik, salah satunya adalah suasana tanpa tekanan dan paksaan. Tentunya, cara belajar yang paling menyenangkan adalah sambil bermain. ini, terjadi jika pikiran kita bebas dan jernih.
Kita dapat melihat menerawang sesuatu, seolah - olah melihat kaca jendela yang bersih ketika pikiran sedang jernih. Misalnya, alasan yang kita buat-buat kala sedang malas atau diperbudak prasangka. Kita dapat belajar melihat ke balik dusta yang kita katakan jika sedang terlalu takut untuk maju dan membela keyakinan kita.
Ketika pikiran jernih, visi terbebaskan. Kita menangkap apa yang kita lihat. Kita melihat tanda-tanda zaman dan membaca apa yang tersirat. Kita mengajak intelek untuk belajar, tetapi kita juga mengisi hati dan semangat. Belajar yang menyentuh pikiran, emosi, dan semangat yang seperti ini bersifat multidimensi dan berlapis-lapis.
Dalam belajar, kita menjumpai temuan dan kejutan, tidak hanya hafalan. Belajar seharusnya menarik dan mengalir seperti arung jeram.
Ada pepatah yang sesuai: "Belajar bukan hasil warisan, melainkan hasil pengalaman." Kita harus menyesuaikan diri dan mengalami sendiri, apa yang dipelajari. Di dalam blog ini mengajarkan beberapa cara belajar sejati:
- membuat koneksi baru
- mengeksplorasi
- mengalami koneksi
- dan menerepkan dalam kehidupan.
Alkisah, seorang perancang mobil mengambil cuti dan mengunjungi kebun binatang setempat. Saat melihat - lihat, dia terpikat dengan pemandangan yang melukiskan kebebasan dan alam bebas. Di kandang burung, seekor burung menukik dan melewati bidang pandangannya bagaikan mobil balap di lintasan. Bentuk dan warna burung tersebut menarik minatnya. Bahkan suara "gaok" halus burung itu pun menarik perhatiannya
Dalam pikirannya terbayang rancangan mobil baru - yang memasukkan bentuk mirip burung dan beberapa warna baru. Mesin kreatif si perancang pun berderu. Katanya kepada salah seorang temannya, "Seolah - olah saya menstarter pikiran dan memijak pedal gas dalam-dalam! Pikiran temannya benar - benar melesat."
Dalam bayangan si perancang, kandang burung menjadi sebuah lintasan balap yang lain dari yang lain, memberi ilham pada rancangannya. Untunglah di hari yang penting itu, dia membawa pensil dan buku catatan.
Sejak saat itu, si perancang selalu menyiapkan diri belajar-dengan-segala kondisi. Dia mencatat semua kunjungannya melihat burung, menggambarkan jenis gerakan, suara, dan pola bulu. Gambar ini dimasukkan dalam rancangan - rancangan mobilnya yang meraih penghargaan.
Bawalah buku catatan kecil waktu berpergian untuk menampung coretan, lamunan, dan renungan yang sekilas tidak berkaitan sama sekali dengan perkerjaan, tetapi seolah hanya untuk bermain. Tidak apa-apa kalau catatan Anda ini tidak langsung berguna atau tidak masuk diakal bagi Anda dan orang lain. Percaya saja bahwa catatan ini mempersiapkan pikiran untuk membuat koneksi dan temuan. Buku catatan ini merangsang alam tak sadar dan imajinasi. Pada akhirnya, Anda akan memanfaatkan buku ini untuk membangun ide - ide.
Jika Anda merasa kebun binatang tidak menarik, cobalah melihat akuarium. Jika akuarium pun tidak terasa menarik, kunjungi "kebun binatang" lain, misalnya mal. Amati dan amati dan mati. Selesai mengamati orang dan lingkungan, buatalah ringkasan, kaji catatan dan gambar yang telah dibuat, dan cari mana yang bisa Anda pakai untuk memeprkaya pekerjaan. Bermainlah dengan gambar yang dibuat. Bereksperimen dan bersenang-senanglah.
Sumber : Berpikir ala Einstein dengan beberapa tambahan.
25 Januari 2010
Beberapa cara jitu untuk menentukan bakat juga cita - cita Anda.. Meneruskan hidup yang berwarna..
- Falkutas dan jurusan unggulan
- Dosen atau pengajar
Anda sebagai calon mahasiswa dari suatu Universitas harus mengetahui bagaimana kualitas para pendidik di Universitas itu, apakah berpengalaman? Apakah berkepribadian baik? Apakah profesionalisme? Anda harus segera mencari jawaban dari semua pertanyaan tersebut. Seperti contoh, apabila seorang ibu yang memilikikepribadian buruk maka anaknya pun akan memiliki kepribadian yang sama dengan ibunya. Maka dari itu suatu Universitas akan baik apabila para pendidik memiliki profesionalisme yang tinggi juga berpengalaman sangat berpengaruh terhadap para mahasiswanya.
Dengan adanya sarana dan prasarana yang lengkap juga akan memperlancar kegiatan sehingga dapat mengembangkan kecerdasan dan pengetahuan. Juga dapat membantu kemajuan pengembangan diri mahasiswa, sehingga dapat menghasilkan suatu karya baru yang belum pernah ada.
- Lembaga Mahasiswa
- Tempat Universitas
Pra tahap untuk Anda semua menjadi orang yang giat berusaha jangan tunggu dikejar waktu!!! Lakukanlah sekarang..
Cari tahu bakat atau minat yang ada dalam diri Anda
- Telusuri apakah Anda dapat bertahan bila hidup dengan bakat atau minat Anda??? Bila tidak carilah yang sekiranya nyaman dengan gaya hidup Anda
- Carilah beberapa Universitas dengan falkutas dan jurusan unggulan yang sesuai dengan minat atau bakat yang Anda miliki
- Cobalah mencari tahu bagaimana cara masuk Universitas tersebut dan bagaimana persyaratan yang harus dipenuhi untuk mendaftar sebagai mahasiswa falkutas dan jurusan tersebut
- Apabila harus mengikuti test untuk bisa menjadi mahasiswa, maka lakukanlah di beberapa tempat, guna menghindari penolakan syarat atau nilai yang Anda miliki nanti
- Kemudian tunggu nilai hasil Ujian Nasional dan Ujian Sekolah
Selamat mencoba!!! Semoga kita semua dapat mengambil jalan terbaik yang ada. Good Luck!!!
Label: Langkah Menggapai Cita
23 Januari 2010
Motivasi bagi saya untuk Melangkah ke jenjang Perguruan TInggi
0 komentar Diposting oleh az zahra di 1:25:00 PMBeberapa faktor yang dapat mengetahui, Apakah anda ingin berkelanjutan untuk menggapai cita - cita? Belajar lebih ekstra? Untuk hasil yang sempurna. Berikut adalah pendapat saya agar dapat memotivasi diri Anda semua begitu pula dengan saya.
- Dari dalam diri/ keinginan hati
Pada hakekatnya semua manusia juga memiliki keinginan untuk bersekolah lebih tinggi. Walaupun ada beberapa yang mengelak, namun sesungguhnya mereka lebih mempunyai keinginan yang besar dari pada yang menyatakan keinginannya tersebut. Karena hal itu adalah yang saya alami. Membohongi diri tetapi ingin melakukannya. Namun, saya belum menemukan jawaban itu sendiri. Tapi saya akan berusaha, melanjutukan dengan keringat saya sendiri. Saya pasti bisa menjalani ini semua. Bagaimana dengan Anda???
- Keluarga
Salah satu faktor terbesar penyemangat bagi saya adalah keluarga. Karena keluarga adalah tempat dimana saya pertama kali mendapat pelajaran yang berharga. Bagaimana saya berbicara, berjalan, hingga saya seperti ini adalah berkat kasih sayang keluarga juga menjadi seseorang yang tegar dalam menjalani kehidupan walaupun berbagai rintangan menunggu di depan. Ingin membalas budi adalah cita - cita semua anak kepada orang tua mereka, walaupun mengerti seberapa besarpun kita membalas tak akan terhingga seperti orang tua yang selalu sayang kepada kita walau kita sering berbuat salah kepada mereka. Membahagiakan mereka adalah faktor terbesar karena setiap orang tua ingin melihat anaknya lebih tinggi bersekolah daripada mereka. Juga melihat anak - anaknya menjadi orang sukses.
- Biaya
- Cita - cita
Hal ini merupakan pembangkit yang paling sempurna untuk mengatasi atau membantu saya mencapai cita - cita saya apabila sudah sukses. Insya Allah, saya ingin membantu masalah - masalah sosial pada kalangan bawah yang semakin marak tanpa bantuan dan perlindungan. dari kaum etis. Maka dengan cita - cita saya, saya ingin menjadi apapun yang bisa berguna bagi mereka walau tanpa materi. Membangun sebuah tempat yang damai juga bisa menjadikan generasi muda menjadi anak bangsa yang menjadikan Indonesia seperti dahulu kala. Menyediakan segala fasilitas guna menunjang pendidikan dan SDM mereka.
- Tingkat Pendidikan
- Agama
...يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ...
"Allah mengangkat orang - orang yang beriman dari golonganmu dan juga orang - orang yang dikaruniai ilmu yang dikaruniai ilmu pengetahuan hingga beberapa derajat." (Q.S. al-Mujaadilah; 58:11) . Berdasarkan firman Allah di atas. Menjadikan motivasi yang sangat besar agar bisa bersamanya.
- Lomba yang pernah saya ikuti
Hal ini membuat saya sadar akan ilmu pengetahuan sangat penting dan juga sangat diperlukan walaupun kita semua sudah tidak sebagai pelajar. Bahwa semua kalangan manusia juga haus akan ilmu. Bagaimana cara bertahan hidup yang tak pernah mereka baca tetapi mereka pelajari dari hidup mereka sendiri.
Label: Langkah Menggapai Cita
22 Januari 2010
Terkaitnya dengan tujuan hidup manusia, baik di dunia maupun akhirat, ilmu sangat berperan dalam mewujudkannya. Isyarat ini diberikan Rasulullah saw. dengan sabdanya,
"Barang siapa yang ingin mendapatkan kesuksesan hidup di dunia dituntut untuk menguasai ilmu pengetahuan, dan barang siapa yang ingin mendapatkan kebahagian akhiratnya dituntut untuk menguasai ilmu pengetahuan, dan barang siapa yang ingin mendapatkan kesuksesan dan kebahagiaan keduanya juga dituntut untuk menguasai ilmu pengetahuan."
Dari hadis di atas, jelas Islam menempatkan ilmu sebagai salah satu alat untuk mencapai kebahagaian di dunia, maupun di akhirat. Bahkan sejak awal kelahirannya, agama Islam telah menghargai ilmu dan akal. Secara tegas hal tersebut dinyatakan dalam Al - Qur'an dengan turunnya ayat pertama yang berisi perintah membaca. Perintah ini mengandung makna untuk mencari ilmu.
اقْرَأْ بِاسْمِ رَبِّكَ الَّذِي خَلَقَ....
"Bacalah dengan nama Tuhanmu yang telah menciptakan." (Q.S.al-'Alaq; 96:1)
Ibnu Mas'ud pernah berkata, "Kamu wajib memiliki imlu karena tidak ada seseorang yang lahir sudah berilmu, tetapi ilmu itu hanya dapat diperoleh dengan belajar."
Allah berfirman dalma Al - Qur'an yang isinya menjelaskan tentang keutamaan atau kemuliaan ini ilmu serta kewibawaan orang yang berilmu sebagai berikut:
...يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنْكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ...
"Allah mengangkat orang - orang yang beriman dari golonganmu dan juga orang - orang yang dikaruniai ilmu yang dikaruniai ilmu pengetahuan hingga beberapa derajat." (Q.S. al-Mujaadilah; 58:11)
Belajar dan mengajar ilmu sama pentingnya. Keduanya tidak bisa dipisah-pisahkan. Orang mukmin yang merasa tidak mempunyai ilmu wajib menuntut ilmu. "Seseorang itu tidaklah akan dilahirkan dalam keadaan pandai. Jadi, ilmu pengetahuan itu pastilah harus diusahakan dengan belajar" (Muhammad Jamaluddin Alqasimi Addimasyqi, terjemahan. Moh. Abdai Rathamy, 1973:19). Jika dalam hidup dan kehidupan di dunia ini tidak ada ilmu, manusia kehilangan arah panutan dalam berprilaku sehingga dalam hidupnya benar - benar seperti bintang.
Dengan ilmu yang dimilikinya seseorang mampu menerjemahkan, memahami, dan meneliti, serta dapat mengetahui yang benar dan yang salah. Juga mampu membedakan barang yang halal, dan yang haram. Selain itu juga mampu memilah mana yang wajib dan mana yang sunat.
Tentang kewajiban untuk menuntut ilmu ini ditegaskan oleh Rasulullah saw. dengan sabdanya, “Mencari ilmu pengetahuan adalah wajib atas setiap umat muslim.” Imam Syafi’I berkata, “Mencari ilmu itu lebih utama daripada mengerjakan sunah.” (Muhammad Jamaludin Alqasi Addimasyqi, terjemahan Moh. Abdai Rathamy 1973: 18)
Ibnu Mas’ud r. a. berkata,
“Hendaknya kamu semua mengusahakan ilmu pengetahuan itu sebelum ia dilenyapkan.” Salah satu cara Allah swt. melenyapkan ilmu pengetahuan ialah dengan matinya orang – orang yang memberikan atau yang mengajarkannya.
Selain itu, Nabi mendorong umatnya untuk menuntut ilmu sepanjang hidupnya, selama ada kesempatan, meskipun dengan cara merantau ke negeri Cina. Dengan demikian, segala macam ilmu boleh dicari, dan dipelajari asalkan mendatangkan manfaat bagi dirinya, dan bagi orang lain.
Semakin banyak ilmu yang dimiliki seseorang, akan semakin menjadikannya memiliki derajat yang baik di sisi Allah. Tentu saja, sepanjang ilmu tersebut dipergunakan untuk kemaslahatan. Dengan ilmu yang dimilikinya, seseorang akan dihormati dan semakin bertambah tinggi derajatnya di hadapan Allah. Karene itulah, Allah memerintahkan iblis untuk sujud kepada Adam a.s. hal tersebut sebagai manifestasi betapa mulianya orang – orang yang memiliki ilmu. Allah berfirman,
فَاسْأَلُوا أَهْلَ الذِّكْرِ إِن كُنتُمْ لَا تَعْلَمُونَ
“Maka, tanyakanlah pada ahli ilmu pengetahuan apabila kamu semua tidak mengerti.” (Q.S. an-Nahl; 16: 43)
Pesan simpati disampaikan oleh Muadz, ilmu pengetahuan itu,
- Mempelajarinya dengan niat karena Allah merupakan tanda takwa kepada-Nya
- Mencarinya merupakan ibadah;
- Menelaahnya sebagai tasbih (meMaha Sucikan Tuhan);
- Menyelidikinya adalah jihad;
- Mengajarkannya kepada orang yang belum mengetahuinya merupakan sedekah
Menyampaikannya kepada ahlinya adalah kebaktian,
(Muhammad Jamaludin Alqasi Addimasyqi, terjemahan Moh. Abdai Rathamy 1973: 22)
Sahabat Ali r.a. ketika oleh 10 orang yang ingin mengujinya ditanya,”Manakah yang lebih utama: ilmu atau harta,” dengan tegas dan argumentative dia menjawab, jelas ilmu yang lebih utama karena 10 alasan yang berisi perbandingan antara ilmu dan harta (sesuai dengan jumlah penanya, dan jika ada penanya yang lain, Ali pun masih mempunyai segudang jawaban):
- Ilmu merupakan warisan para Nabi, sedangkan harta adalah warisan Qarun, Fir’aun dan orang – orang serakah dan durhaka lainnya;
- Ilmu akan senatiasa menjaga pemiliknya, sedangkan harta harus selalu dijaga pemilkinya;
Hartawan cenderung punya banyak musuh, sedangkan ilmuan biasanya punya banyak teman; - Apabila digunakan, harta berkurang, sedangkan ilmu akan bertambah;
Pemilik harta cenderung memperoleh predikat yang jelek – jelek (pelit, angkuh, dan sebagainya), sedangkan pemilik ilmu cenderung memperoleh predikat yang baik – baik; - Harta harus dijaga dari pencuri, sedangkan ilmu tidak;
- Orang yang memiliki harta akan banyak dihisab pada hari Kiamat, sedangkan orang yang memiliki ilmu akan memperoleh pertolongan karena ilmunya itu;
- Harta mengalami kerusakan, sedangkan ilmu sebaliknya;
- Harta membuat hati keras, sedangkan ilmu menyinari hati;
- Harta mengantarkan pemiliknya menganggap dirinya tuhan, sedangkan ilmu membuat pemiliknya merasa sebagai hamba.
sumber : Menuju kemantapan tauhid dengan ibadah dan akhlakul karimah.
Label: Ilmu
Label: Langkah Menggapai Cita
21 Januari 2010
Sukses.
Lalu, apa itu sukses? Kita sering mendengar orang berkata si A sukses dan si B belum sukses. Kita juga sering mendengar seseorang dikatakan sukses apabila memiliki minimal salah satu dari berikut ini: harta yang banyak, atau nama harum, atau kekuasaan/pengaruh di masyarakat. Menjadi pengusaha kaya raya, penyanyi terkenal, pejabat tinggi adalah sekian contoh-contoh orang yang sukses. Demikianlah masyarakat mendefinisikan sukses, dan kita hidup dalam bayang-bayang menurut definisi masyarakat tersebut.
Lalu banyak di antara kita mulai menggambarkan sukses dengan meniru seperti orang lain. Padahal kita tidak mungkin menjadi orang lain. Apakah benar dengan menjadi orang kaya, terkenal, prestasi tinggi, kekuasaan tinggi sudah menjamin kita menjadi sukses?
Apakah demikian? Mungkin. Tetapi yang jelas, belum pernah saya mendengar ketika seseorang menjelang ajalnya, orang tersebut sibuk mentransfer uangnya ke rekening di akhirat. Atau mem'Fedex'kan barang-barang berharganya ke dunia sana. Atau dapat menawar kepada Sang Pencipta untuk menukar waktu lebih lama di dunia dengan pengaruh yang dimilikinya. Anda belum pernah mendengar juga, bukan.
John C, Maxwell dalam bukunya The Success Journey menyatakan bahwa sukses sejati bukanlah sesuatu yang bisa kita capai atau peroleh. Menurutnya sukses itu sebenarnya suatu perjalanan yang harus kita tempuh sepanjang hidup. Saya sependapat dengannya.
Menurut saya sukses adalah mendefinisikan bagaimana kita merasa puas dengan apa yang kita capai. Belajar mengubah guncangan - guncangan kehidupan menjadi sesuatu yang dapat menguntungkan dan dapat meluruskan kesalahan yang pernah terjadi.
Yang kita memiliki adalah masa yang singkat di dunia ini. Dengan mengerti hakekat sebagai seorang manusia, menyukuri bakat dan anugerah yang diberikan Sang Pencipta dan mendedikasikan untuk orang lain akan membuat masa yang singkat ini menjadi masa yang bermanfaat bagi kita dan orang lain. Dan membuat detik-detik yang kita lalui menjadi sebuah perjalanan yang penuh makna.
Seorang teman yang saya kenal di MySpace mendeskripsikan sukses sebagai seorang manusia dengan begitu sederhana dan indah.
Saya ingin menutup artikel ini dengan ucapan Po Bronson:
Jadi, hati-hati saat Anda mendefinisikan dan merencanakan sukses Anda. Jangan sampai kita sukses menurut ukuran orang lain, tetapi kita tidak pernah bahagia menjalaninya. Lalu bagaimana kita mendefinisikan sukses kita? Anda yang memiliki previlise untuk melakukannya. Dan hati Anda yang memiliki jawabannya.
dengan pengubahan seperlunya.
Label: Menjadi pemula mahir..
20 Januari 2010
Label: Cita - cita